Saat ini kondisi Suriah tak berubah. Negeri ini masih dikuasai rezim Nushairiyah laknatulLah yang telah menghilangkan ratusan ribu jiwa suci kaum Muslim. Demikian juga dengan Palestina. Buldoser-buldoser Israel menghancurkan rumah-rumah milik ratusan warga Palestin. Senjata-senjata pemusnah massal milik Israel pun masih berkeliaran di tengah-tengah mereka. Kaum Muslim lainnya pun merasakan kondisi yang serupa. Jiwa, harta dan kehormatan mereka tak lagi terlindungi.
Barat dengan bangganya melenggang melakukan pembantaian seraya berlindung di balik ide busuknya, demokrasi dan HAM. Sesungguhnya Barat tak akan pernah rela jika kaum Muslim bersatu karena dengan persatuan itu niscaya Barat akan terhina. Allah berfirman: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tak akan rela kepada kamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka (TQS al-Baqarah [2]: 120).
Saat kaum Muslim di belahan bumi sana berharap pertolongan kepada saudara seakidahnya, lantas dimana kita? Di mana posisi para penguasa Muslim? Tidakkah para penguasa itu tergerak hatinya melihat penindasan yang terus berulang? Tidakkah mereka iba tatkala melihat anak-anak menjadi korban kebiadaban para imperialis? Belumkah sampai firman Allah SWT. bahwa “Innamal Mu’minuuna ikhwatun” (sesungguhnya kaum Muslim itu bersaudara)? Ataukah ukhuwah hanya jadi ‘lips-service’ belaka yang nampak saat acara seremonial semata?
Nasionalisme dengan sistem negara bangsa (nation state) yang ditanamkan Barat berhasil membunuh persatuan dan kesatuan kaum Muslim. Padahal dulunya mereka satu tubuh di bawah naungan Khilafah. Pada akhirnya, kaum Muslim disibukkan dengan urusan nasionalnya tanpa peduli kondisi kaum Muslim lainnya.
Ukhuwah kaum Muslim sesungguhnya tak mengenal batas wilayah, suku, ras, maupun warna kulit. Ukhuwah ini hanya mensyaratkan kaum Muslim berpijak pada aqidah yang sama, yakni akidah Islam.
Menjaga persatuan dan kesatuan kaum Muslim merupakan salah satu kewajiban yang telah Allah tetapkan kepada seluruh kaum Muslim. Namun demikian, persatuan tersebut tak akan pernah terealisasi tatkala umat Islam hidup dalam kepemimpinan yang berbeda dan dalam negara yang berbeda. Allah SWT telah mewajibkan atas umat ini kepemimpinan yang satu dan negara yang satu, yang di dalamnya diterapkan Islam secara sempurna dan menyeluruh. Itulah Khilafah. Khilafahlah yang akan menghapus duka kaum Muslim di dunia. WalLahu a’lam bi ash-shawab. [Rismayanti Nurjannah; Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, UPI Bandung]